Gladi Resik Sejarah: Menguak Asal Usul Majapahit di Trowulan
Di tengah gempuran modernitas yang tak henti-hentinya, terdapat sebuah tempat di Jawa Timur yang masih menyimpan bisikan-bisikan masa lalu, yakni Trowulan. Situs ini bukanlah sekadar kawasan arkeologis biasa; ia adalah kunci yang membuka banyak misteri tentang salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia—Majapahit.
Trowulan: Jantung Kerajaan Majapahit
Trowulan, yang terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dikenal sebagai situs bekas ibu kota Majapahit. Wilayah ini menjadi pusat administrasi dan kekuasaan yang mengendalikan hampir seluruh Nusantara pada masa puncaknya di abad ke-13 hingga ke-15. Menjadi subjek penelitian bagi arkeolog dan sejarawan selama bertahun-tahun, Trowulan kini dianggap sebagai salah satu situs arkeologi terpenting di Indonesia.
Arkeologi sebagai Gladi Resik Sejarah
Proses penggalian dan pemugaran yang terjadi di Trowulan bisa diibaratkan sebagai ‘gladi resik’ untuk memahami sejarah. Setiap lapisan tanah yang diangkat dan setiap temuan yang diungkap memberikan gambaran lebih jelas tentang kehidupan di Majapahit. Artefak, struktur bangunan, prasasti, dan sisa-sisa keramik menjadi petunjuk penting yang menceritakan kisah kemegahan dan kompleksitas kerajaan ini.
Menguak Asal Usul Melalui Temuan Arkeologis
Penemuan candi-candi, seperti Candi Brahu yang diperkirakan merupakan tempat kremasi raja-raja Majapahit, memberikan gambaran tentang sistem kepercayaan dan praktik spiritual mereka. Candi Wringin Lawang dengan gapuranya yang unik, atau Candi Tikus yang diduga sebagai tempat suci pembersihan diri, menambah kompleksitas narasi historis yang kaya.
Trowulan dalam Catatan Sejarah
Catatan sejarah, seperti yang terdapat dalam kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca, menyebut Trowulan dengan detail yang memukau. Penjelasan tentang tata kota, infrastruktur, hingga kehidupan sosial ekonomi masyarakat Majapahit, semakin memperjelas gambaran yang bisa kita susun dari fragmen-fragmen yang tersisa.
Pelestarian Sebagai Upaya Gladi Resik Budaya
Upaya pelestarian Trowulan tidak hanya melindungi artefak dan struktur fisik, tetapi juga melestarikan pengetahuan dan nilai-nilai yang diturunkan. Pendidikan publik tentang pentingnya situs ini dalam sejarah nasional Indonesia menjadi fokus, agar pengertian tentang asal-usul budaya dan identitas nasional tidak memudar oleh waktu.
Trowulan Hari Ini: Wisata Edukasi dan Budaya
Trowulan kini telah berkembang menjadi destinasi wisata edukasi dan budaya. Museum Trowulan menyimpan banyak koleksi peninggalan Majapahit, sementara situs arkeologis yang tersebar di sekitar wilayah menjadi laboratorium hidup yang menawarkan pengalaman imersif bagi pengunjung.
Memahami Sistem Sosial Majapahit
Penelitian di Trowulan tidak hanya mengungkap struktur fisik, tetapi juga menawarkan wawasan tentang sistem sosial yang berlaku di era Majapahit. Struktur pemukiman, kompleks pertanian, dan jaringan irigasi yang ditemukan memberikan bukti tentang organisasi sosial yang maju dan pembagian kerja yang canggih. Melalui gladi resik sejarah ini, kita dapat memahami bagaimana Majapahit mampu mengontrol wilayah yang luas dan menciptakan stabilitas politik yang berlangsung selama beberapa abad.
Teknologi Majapahit
Dalam pembongkaran situs, ditemukan pula bukti-bukti kemajuan teknologi yang dimiliki Majapahit. Metallurgi, keramik, dan pembangunan kapal adalah beberapa aspek teknologi di mana Majapahit menunjukkan kemajuan yang signifikan. Replika dan model dari teknologi tersebut kini dipamerkan di museum, menawarkan pengunjung sebuah gambaran tentang industri dan keterampilan kerajinan tangan di masa itu.
Majapahit mungkin telah lama sirna, namun di Trowulan, legenda mereka masih hidup. Menjadi bagian dari ‘gladi resik’ sejarah ini adalah tentang lebih dari sekadar melihat reruntuhan; itu tentang memahami jejak-jejak kebesaran masa lalu dan mengambil pelajaran darinya untuk masa depan. Dalam setiap dinding candi, setiap artefak, dan setiap prasasti, terkandung cerita yang memperkaya identitas bangsa. Trowulan adalah sebuah monument sejarah yang tak ternilai, dan tanggung jawab untuk menjaga serta meneruskannya ada di tangan kita semua.